Saturday, November 7, 2009

APA KABAR MBAH..??


Setiap kali gw melihat foto ini, gw selalu teringat akan terminal tawangmangu.

Terminal yang dingin dan tidak begitu ramai seperti kebanyakan terminal-terminal di Jakarta.

Waktu itu gw baru saja turun dari pandakian di gunung lawu tanggal 16 agustus 2007, karna kemalaman sampai di terminal dan sudah tidak ada lagi bis maka kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di terminal ini. Sambil mengisi perut yang kosong karna terakhir makan siang hanya di pos tiga gunung lawu.

Di warung tenda yang sederhana yang makananya juga khas sekali jawanya, Cuma ada gorengan tempe, soto ayam dan nasi pecel. Gw mencoba untuk menghilangkan lapar dengan memesan sepiring nasi soto. Mudah-mudahan rasanya enak dan bisa cocok dengan lidah gw.

Di pojokan warung gw lihat ada seorang nenek tua yang dengan tenangnya makan nasi pecel, pelan sekali dia menikmati makan malamnya, mungkin karna gigi yang sudah tidak ada lagi.

Disamping piring makanya di atas meja ada sebuah bakul yang sudah lusuh, kelihatannya itu adalah barang bawaannya karna gw lihat di pundaknya ada sebuah kain yang biasa di pakai untuk menggendong bakul.

Sambil makan gw mencoba untuk ngobrol dengan si mbah, tapi sayang.. si mbah ngga bisa bahasa Indonesia, dia hanya mengerti bahasa jawa aja.

Dan ibu penjual nasi soto lah yang jadi penterjemah obrolan kami selanjutnya.

Mbah ini ternyata hanya tinggal seorang diri, dia sudah tidak punya sanak saudara lagi, suami nya sudah lama meninggal, anak perempuan satu-satunya juga sudah lama merantau ke Jakarta dan tidak pernah mengunjungi si mbah lagi.

Untuk menghidupi kebutuhan sehari-harinya si mbah berjualan kue timus, kue yang bahan nya dari singkong yang di parut kemudian di beri gula merah, di bungkus dengan daun pisang lalu di kukus. Dia menjual 3 kue itu seharga Rp. 500,-

Gw lihat di bakulnya masih banyak sisa kue timusnya, padahal jam sudah menunjukan jam 8 malam lewat.

Entah sampai jam berapa dia akan berjualan kue itu di terminal ini, dinginnya terminal tidak berarti sama sekali bagi dia.

Mbah yang sudah tua masih saja bekerja keras tanpa menyerah, Mbah… kemana kah anak-anak mu..?? kemanakah sanak saudaramu..??

Gw ngga pernah membayangkan jika nanti dia sakit, siapakah yang akan merawat beliau..?

2 tahun sudah berlalu.., bagaimana kabar mu Mbah..?? masih sehat kah engkau..??

Atau..?? aaah… mudah-mudahan pikiran jelek itu tidak terjadi pada si Mbah, Insya Allah dia masih sehat.

Aku berdoa… semoga di bulan ramadhan ini, engkau masih di berikan kesehatan oleh Allah SWT.

Aku berdoa dan berharap semoga putri mu satu-satunya sudah pulang kembali ke kampung halaman dan mengurus hari-hari tuamu.

“Lawu, 16 Agustus 2007”

-OBie-

No comments:

Post a Comment