Saturday, November 7, 2009

Orang-orang dari Basques kembali : Oiarzabal, Edurne, dan Juan Vallejo Untuk Annapura Di Musim Semi

Mula-mula, suara batuk kering terdengar menjawab telepon Juan "Juanito" Oiarzabal, kemudian suaranya yang kasar bilang: "Hei, bagaimana kamu bisa menemukanku? saya sedang di Quito (Equador)".

“Saya mendaki bersama Ivan Vallejo dan beberapa teman dari Spanyol. Kita sudah menyelesaikan dua gunung 5000-an m, dan kita akan ke Argentina untuk mendaki rute Rolandia di Aconcagua”. Mengenai kesehatanya, dia hanya bilang “ Jadi, (kau lihat) sekarang aku pergi lagi, tidak masalah”.

Siapa bilang sudah berakhir?
Orang Basque (Spanyol) Juan, yang sudah mendaki keempat belas 8000+ m, dan orang Equador Ivan Vallejo (telah mengantongi 12 dari gunung 8000+m) juga mempunyai rencana yang menggiurkan untuk tahun baru ini. Di musim semi nanti, mereka akan mendaki , jalar klasik, Rute Jerman di Annapurna – gunung yang secara statistik sebagai paling berbahaya diantara gunung berketinggian 8000+m.

edurne3.jpgTidak jelek untuk orang yang sudah diamputasi semua jari-jari kakinya, setelah musibah saat turun dari puncak K2 di tahun 2004. Juga, setelah rasa sakit memaksa dia kembali dari Kangchenjunga tahun lalu (2006), Juanito pernah bilang kalau dia tidak lagi akan mendaki 8000+m, “Untuk apa sih seorang tua dengan kaki rusak seperti aku ini berada di dalam tenda?” kata dia saat di Base Camp, dan bersumpah, sekarang sudah dipastikan telah berakhir- meski tidak ada yang percaya dengan apa yang dikatakannya. Setelah kembali ke hotelnya yang hangat, dia mengaku, mungkin waktu itu dia terlalu emosional. Sekarang, pendaki alam ini kembali untuk sesuatu yang lebih, mengetest staminanya di Andes, Amerika Selatan.

Segalanya untuk Wanita
edurne3.jpgBagaimanapun, diantara puncak 8000+ -suatu kejutan Juanito memilih Annapurna, suatu puncak yang dia sisakan sebagai gunung terakhir dari keempatbelas gunung 8000+ yang dia daki, dan merupakan gunung yang mempunyai kenangan yang berat. Alasanya adalah karena wanita – dan juga seorang selebriti pendaki dari Basque : Edurne Pasaban.

“Sebenarnya, ini proyeknya Edurne” aku Juan. “Cewek ini akhirnya memutuskan sebagai perempuan pertama yang akan mendaki si “14 Besar”-jadi saya pergi dengannya. Lebih-lebih, Annapurna adalah tahap pertama dari tiga pendakian tahun ini. Kita juga berencana mendaki Broad Peak, musim panas ini, dan satu lagi di musim gugur nanti (Manaslu atau Dhaula).”

Edurne akhirnya pergi untuk menyelesaikan pendakiannya
Telah menyelesaikan puncak yang kedelapan, pendaki 8000+ Edurne berada pada level yang sama dengan Noves Meroi dari Itali, sebagai garda depan pendaki ketinggian ekstrem wanita. Pendaki Austria Gerlinde Kaltenbrunner sekarang memimpin dengan mengantongi 9 dari 14 gunung tersebut.

Edurne bersama Juan saat mendaki K2, meskipun dia selamat dari gunung tersebut dengan hanya dua jari kaki teramputasi, pengalaman itu telah menggoncangkannya. Juga tekanan dari media : Edurne terperosok melawan Gerlinde Kaltenbrunner untuk menjadi wanita pertama pendaki 14x8000+, suatu ambisi yang sama sekali tidak dia pikirkan, dia seringkali tertekan.

Padahal, ketiga pendaki wanita nomor satu di dunia itu memulai pendakian mereka sekedar bersenang-senang, kemapuan mereka perlahan-lahan meningkat sampai akhirnya menjadi suatu keadaan yang seperti suatu kompetisi – suatu hal yang tidak mereka inginkan. Pendakian gunung adalah suatu seni dari hidup dan keinginan; sebagai tambahan – gaya, musim, jalur, penggunaan oksigen dan jumlah tim yang membuat kondisi pendakian berbeda-beda, dimana tidak akan diterima di dalam olah raga lain.

Edurne pernah mendaki Naga Parbat pada tahun 2005, tetapi kemudian dia menarik diri dari dunia, dan menolak berbicara di media dan menjauhkan diri dari gunung selama lebih dari satu tahun. Sampai kemudian muncul kempali musim gugur yang lalu dengan rombongan terdiri dari teman-teman dekatnya untuk mencoba jalur selatan Shisha Pangma. Dia tidak berhasil ke puncak, tetapi semangat positifnya telah kembali.”Saya telah mendapat kan kembali gairahku dan ingin kembali mendaki” kata Edurne di Basecamp. Dan sekarang sepertinya, dia juga telah memutuskan menjawab panggilan pendakian itu.

Edurne Pasaban (32) dari Spanyol, lahir di Tolosa (Basque). Pendakian K2 –nya (tampa tabung O2) di tahun 2004 sempat menjadikanya sebagai satu-satunya wanita yang masih hidup, sampai Yuka Komatsu (dengan O2) dan Nives Mergi (tanpa O2) juga berhasil mendakinya pada tahun 2006. Dia juga telah menyelesaikan Everest, Lhotse, Makalu, Cho Oyu, G I, G II dan Nanga Parbat, semuanya dia lakukan dalam waktu yang singkat yang mengagumkan.

Juan Oiarzabal
Dia lahir di Alava (Baque, Spanyol), umur 49 th. Di th 2000, pendakian Annapurnanya membuat dia masuk sebagai orang ke enam dari deretan pendaki yang telah menyelesaikan 14 x 8000+ di dunia ini. Dan sebagai pendaki ketiga, setelah Reinhold Messner dan Erhard Loretan yang melakukannya tanpa Tabung Oksigen. Tahun-tahun berikutnya dia tetap mendaki puncak 8000+, baik sebagai pemandu gunung, atau sebagai bagian dari dokumentasi TV Spanyol.

Saat ini Juan adalah pendaki tersering, 21 kali, yang melakukan pendakian gunung 8000+m. Pendakian terkhirnya di K2 (July, 2004), hampir merengut jiwanya, dan Juan mengalami frostbite yang parah di kakinya (keseluruhan jari kakinya diamputasi). Saat ini dia masih mengembalikan kondisinya, dari luka-luka tersebut.

Juan Vallejo
Lahir di Alava (Basque, Sapanyol). Dia telah menyelesaikan Everest, K2, Makalu, Lhotse, Cho Oyu, Annapurna dan Shisha Pangma. Pada musim gugur 2006 Juan mencoba Everest di Jalur Hornbein Couloir dengan gaya alpine, bersama dengan Alberto Inurratgi (pendaki nomor 10, dari para pendaki 14 x 8000+, dan nomor 4 dari deretan “tanpa tabung oksigen” diatas Ed Viestur-USA) dan Ferran Latorre.

Ivan Vallejo

Pendaki dari Ekuador ini telah menyelesaikan 12x8000+m, di musim semi 2006. Dia masih menyisakan Dhaula (sudah 2x mencoba) dan Annapurna.
Sumber : mounteverest.net

No comments:

Post a Comment