Saturday, November 7, 2009

KENANGAN G.SUMBING, 8 Desember 2002


Sumbing..
Saya pernah merasakan trauma yang berlebihan di gunung ini. Tersesat di gunung yang belum pernah saya daki sama sekali..
Waktu itu desember 2001 saya, alvin dan seorang teman wanita yang baru saja aku kenal namanya Tika melakukan pendakian pertama kalinya ke gunung sumbing, seperti biasa perjalanan di lakukan di liburan panjang lebaran, bagi kita-kita pekerja untuk mencari hari libur panjang sudah sulit kecuali hanya pada liburan lebaran. Berangkatlah kami menuju magelang. Saya lupa apa nama desa tempat kami mendaki waktu itu. Yang saya ingat hanya sebuah desa yang dingin karena setiap hari selalu di selimuti oleh kabut.

Sesampainya di desa ini saya langsung mendaftarkan diri di kepala desa setempat. Orangnya ramah sekali. Sebelum mendaki kami di suguhkan bermacam-macam makanan dan di suruh makan siang pula, terima kasih..! Setelah mendaftar kami bergegas mendaki gunung ini, ladang perkebunan yang panjang dan mendaki di awal pendakian sudah membuat kami kecapean duluan, panjang sekali ladangnya. Setelah lama berjalan akhirnya kami mendirikan tenda di pinggiran jalan karena hari sudah mulai gelap. Tidak ada satupun pendaki yang melewati jalur ini, hanya kami bertiga.

Besok paginya kami meneruskan perjalanan menuju puncak. Kami bertiga belum ada yang sama sekali mendaki gunung ini apalagi melewati jalur yang jarang di lalui para pendaki. Lelah sekali kami berjalan.. Di padang savana yang luas dan mendaki kamipun beristirahat, masih jauhkah puncak sumbing? Ngga ada yang tau..! Kaki sudah tidak kuat lagi melangkah di tambah panas matahari yang meyengat membuat malas saja untuk berjalan. Setelah lama beristirahat kami melanjutkkan perjalanan. Kami terkejut sekali ternyata puncak sumbing hanya 15 menit dari tempat kami beristirahat tadi..

Alhamdulillah akhirnya sampai juga kami di puncak sumbing. Setelah puas berfoto ria kami melanjutkan perjalanan turun tetapi dengan cara melintas, tapi jalur yang kami lalui selalu salah, lagi-lagi ketemu dengan jurang terjal. Aduh.. Bgm ini..? Mau balik ketempat semula tp sudah terlalu jauh, kami beristirahat sejenak tiba2 hujan batu es datang, lumayan besar2 sekali butiran2 Es itu membuat kami harus mencari perlindungan di bawah pohon edelweis, lumayan sakit dan terasa dingin sekali. Setelah hujan es berhenti perjalanan turun di lanjutkan.
Tapi malah hutan2 edelweis besar yang telah terbakar yang kami temukan tidak ada jalur bekas di lalui oleh para pendaki. Malampun datang dan kami segera mendirikan tenda. Dari magrib kami sudah ada di dalam tenda, kami sama sekali tidak keluar tenda malam itu karena ketakutan berada di hutan edelweis yang sangat lebat dan juga tinggi2. Masak pun kami lakukan di dalam tenda, besok paginya perjalanan kami lanjutkan.

Entar sudah berapa punggungan bukit yang kami lalui tapi tetap saja tidak terlihat ada bekas jalur pendakian. Kami bertiga pasrah apa yang akan terjadi nanti. Apa yang akan Allah kehendaki maka terjadilah. Dalam istirahat kami bertiga membuat nazar, andai kita pulang dgn selamat besok kita harus membuat selamatan di rumah. Setelah menyusuri Bukit2, sungai2 kecil dan hutan2 lebat yang kami lalui akhirnya kami menemukan jalan setapak juga. Alhamdulillah..! Terima kasih Tuhan akhirnya kami menemukan jalan untuk pulang. Kami bertiga saling berangkulan.. Senang rasanya bisa melihat perkampungan penduduk jauh di sana. Akhirnya kami kembali di desa pertama kali kami mendaki, rencana untuk turun melintas gagal kami lakukan. Tidak apa2 yang penting kami sudah pulang dengan selamat..!
Sorenya kami melanjutkan perjalanan pulang ke jakarta.

Tapi ketika melewati desa pendakian gunung sindoro, teman saya tika mengajak saya untuk mendaki gunung sindoro lagi.
Apa ngga kapok dan cape sama yang kemarin? Dasar orang gila..!! Turunlah kami bertiga di desa tempat pendakian gunung sindoro, malam ini kami beristirahat dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk di bawa mendaki subuh nanti. Kali ini hanya saya dan tika yang pergi sementara alvin hanya menunggu di pos pendakian. Di sindoro kami mendaki PP alias pulang pergi, ngga banyak yang kami bawa selain kompor, mesting, jas hujan dan sedikit logistik. Waktu itu sepanjang jalan hutan sindoro penuh dengan pohon2 dan bekas ilalang yang terbakar, jadi terlihat jelek sekali gunung ini, beda sekali dengan gunung sumbing yang hijau. Sesampainya kami berdua di puncak sindoro terus foto-foto dan turun kembali.

Hmm.. 2 gunung akhirnya sudah kami lalui walaupun kami belum pernah mendaki gunung2 ini sebelumnya. Hanya bermodal nekat dan percaya diri dan tentunya selalu berdoa kepada Allah SWT agar selalu di berikan keselamatan di dalam perjalanan.
Terima kasih Tuhan..
Engkau begitu baik kepada kami...!

*sesampainya di jakarta besoknya kami bertiga melakukan nazar kami kemarin dengan mengundang teman-teman mengadakan selamatan/tahlilan di rumah tika*

#Desember 2001

No comments:

Post a Comment